SUKABUMI-Di akhir tahun ini, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi mencatat 45 kasus perdagangan manusia atau human trafficking. Mayoritas kasus yang ditangani berkaitan dengan tenaga kerja wanita (TKW) yang dokumennya dipalsukan.
“Manipulasi data TKW ini termasuk dalam kriteria perdagangan manusia,” kata Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti, kepada Radar kemarin.
Menurut Elis, kasus trafficking ini banyak yang belum terungkap. Saat ini, pihaknya baru bisa menangani sebagian warga di wilayah utara Sukabumi. Sementara masyarakat di selatan belum optimal mendapatkan perhatian.
“Para korban trafficking rata-rata tergoda bekerja di luar negeri dengan bayaran mahal. Namun akhirnya mereka terjerat perdagangan manusia oleh agen di sana,” ujar Elis seraya mengatakan mayoritas korban dikirim ke Batam dan Malaysia.
Elis menambahkan, untuk pengaduan atau pelaporan para korban trafficking, P2TP2A telah menyediakan rumah singgah di Alun-alun Cisaat. “Kami juga terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengantisipasi bertambahnya korban,” tambahnya.
Menurut Elis, kasus trafficking ini banyak yang belum terungkap. Saat ini, pihaknya baru bisa menangani sebagian warga di wilayah utara Sukabumi. Sementara masyarakat di selatan belum optimal mendapatkan perhatian.
“Para korban trafficking rata-rata tergoda bekerja di luar negeri dengan bayaran mahal. Namun akhirnya mereka terjerat perdagangan manusia oleh agen di sana,” ujar Elis seraya mengatakan mayoritas korban dikirim ke Batam dan Malaysia.
Elis menambahkan, untuk pengaduan atau pelaporan para korban trafficking, P2TP2A telah menyediakan rumah singgah di Alun-alun Cisaat. “Kami juga terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengantisipasi bertambahnya korban,” tambahnya.
Sumber : http://radarsukabumi.com/?p=20118
